Zara Dituntut Rp
66 M Atas Tuduhan Pembodohan Konsumen
Alissa Safiera - wolipop Selasa, 23 Agu 2016 12:35
WIB
Jakarta - Retailer busana Zara tengah
dituntut oleh sebuah perusahaan atas tuduhan pembodohan jutaan konsumen di
Amerika. Gugatan senilai US$ 5 juta atau Rp 66 miliar ini menuduh retail
raksasa Spanyol itu menipu konsumen AS melalui trik mengganti harga agar
orang-orang membayar jauh lebih besar dari jumlah tag yang sebenarnya.
Praktik penipuan ini disebut telah terjadi di seluruh kawasan Amerika untuk memperkaya brand high-street favorit Kim Kardashian hingga Kate Middleton itu. Menurut gugatan ini, perusahaan Zara Amerika membuat harga pakaian dalam mata uang Euro yang akhirnya membingungkan para konsumen.
Harga produk dalam Euro itu pun kemudian dijual jauh lebih tinggi dalam dolar. Praktik penjualan yang cerdik ini kemudian dikenal dengan istilah 'bait and switch' dalam industri mode.
Praktik penipuan ini disebut telah terjadi di seluruh kawasan Amerika untuk memperkaya brand high-street favorit Kim Kardashian hingga Kate Middleton itu. Menurut gugatan ini, perusahaan Zara Amerika membuat harga pakaian dalam mata uang Euro yang akhirnya membingungkan para konsumen.
Harga produk dalam Euro itu pun kemudian dijual jauh lebih tinggi dalam dolar. Praktik penjualan yang cerdik ini kemudian dikenal dengan istilah 'bait and switch' dalam industri mode.
Penipuan
kedua yang dilakukan Zara menurut gugatan tersebut adalah praktik menutupi
harga asli, yaitu harga Euro yang tercetak ditutupi label stiker dolar. Gugatan
ini juga mengklaim jika jumlah dolar itu pun sengaja dibuat lebih tinggi
dibanding nominal Euro yang telah dikonversi.
Dengan kata lain, Zara diduga menggunakan taktik penerapan mata uang asing lalu membuat pembeli seolah-olah membayar lebih murah, padahal sebenarnya justru lebih mahal. Retailer ini diduga mencoba meyakinkan konsumen bahwa perbedaan antara tag harga Euro dan dolar adalah hasil konversi yang sesuai, walau sebenarnya keliru.
"Bahkan, tingkat konversi sepenuhnya keliru - lebih jauh lagi bahkan peningkatan harga diterapkan pada semua barang -. Sehingga konsumen AS membayar jauh lebih banyak daripada harga yang sebenarnya dari produk," tulis pernyataan tertulis digugatan itu.
Zara mengatakan kepada konsumennya jika harga yang dimarkup berdasarkan konversi mata uang saat barang diproduksi, namun sebenarnya tidak demikian--berdasarkan gugatan ini.
Gugatan diajukan oleh perusahaan hukum berbasis di California, AS, Geragos & Geragos atas tuntutan dari pria bernama Devin Rose. Awalnya, Devin membeli tiga baju Zara di Sherman Oaks, California bulan Mei lalu. Baju itu diberi harga €9.95 atau Rp 149 ribuan. Tapi Devin diharuskan membayar US$ 17.90 atau Rp 236 ribuan.
Pria itu langsung menanyakan hal ini pada kasir dan diberi penjelasan bahwa harga yang berbeda itu terjadi atas nilai tukar euro dan dolar saat baju dipasarkan. Di lain waktu, seorang pembeli lainnya menanyakan hal yang sama dan diberi penjelasan yang sama pula oleh pihak Zara.
"Rata-rata, konsumen diminta membayar US$ 5 sampai US$ 50 lebih dari harga euro yang ada ditag. Pengalaman berbelanja yang dialami Devin Rose mengakibatkan tergugat Zara memperkaya diri dengan tidak adil," tambah catatan gugatan.
Devin kemudian meminta Zara agar lebih bekerjasama dengan masyarakat. Ia juga ingin perusahaan busana itu lebih "transparan, bertanggung jawab dan menghentikan praktik penipuan pelanggan yang telah memakan banyak korban."
(asf/asf).
Dengan kata lain, Zara diduga menggunakan taktik penerapan mata uang asing lalu membuat pembeli seolah-olah membayar lebih murah, padahal sebenarnya justru lebih mahal. Retailer ini diduga mencoba meyakinkan konsumen bahwa perbedaan antara tag harga Euro dan dolar adalah hasil konversi yang sesuai, walau sebenarnya keliru.
"Bahkan, tingkat konversi sepenuhnya keliru - lebih jauh lagi bahkan peningkatan harga diterapkan pada semua barang -. Sehingga konsumen AS membayar jauh lebih banyak daripada harga yang sebenarnya dari produk," tulis pernyataan tertulis digugatan itu.
Zara mengatakan kepada konsumennya jika harga yang dimarkup berdasarkan konversi mata uang saat barang diproduksi, namun sebenarnya tidak demikian--berdasarkan gugatan ini.
Gugatan diajukan oleh perusahaan hukum berbasis di California, AS, Geragos & Geragos atas tuntutan dari pria bernama Devin Rose. Awalnya, Devin membeli tiga baju Zara di Sherman Oaks, California bulan Mei lalu. Baju itu diberi harga €9.95 atau Rp 149 ribuan. Tapi Devin diharuskan membayar US$ 17.90 atau Rp 236 ribuan.
Pria itu langsung menanyakan hal ini pada kasir dan diberi penjelasan bahwa harga yang berbeda itu terjadi atas nilai tukar euro dan dolar saat baju dipasarkan. Di lain waktu, seorang pembeli lainnya menanyakan hal yang sama dan diberi penjelasan yang sama pula oleh pihak Zara.
"Rata-rata, konsumen diminta membayar US$ 5 sampai US$ 50 lebih dari harga euro yang ada ditag. Pengalaman berbelanja yang dialami Devin Rose mengakibatkan tergugat Zara memperkaya diri dengan tidak adil," tambah catatan gugatan.
Devin kemudian meminta Zara agar lebih bekerjasama dengan masyarakat. Ia juga ingin perusahaan busana itu lebih "transparan, bertanggung jawab dan menghentikan praktik penipuan pelanggan yang telah memakan banyak korban."
(asf/asf).
Analisis
SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threats) perusahaan Zara
- ZARA telah menjadi merek terbesar yang dimiliki Inditex Group, disamping merek – merek pendukung lain seperti Pull and Bear dan Massimo Dutti.
- Gerai ZARA secara keseluruhan berlokasi di
area kota besar yang komersil di Eropa, Amerika dan Asia.
- ZARA tidak hanya menciptakan permintaan untuk tren terbaru dengan mengadakan fashion show, namun dengan mempelajari dan mengamati permintaan pasar di seluruh jaringan gerai ZARA. La Coruna, Spanyol merupakan pusat perancangan produk fashion ZARA oleh 200 desainer. Para desainer tersebut selalu melakukan perjalanan antarnegara untuk melihat perkembangan tren fashion masyarakat global. Upaya ini dilakukan untuk mempercepat gerak produksi dan juga agar dapat menangkap keinginan dan kebutuhan konsumen serta perubahan pasar.
- ZARA di Indonesia hanya melakukan
pemesanan terbatas untuk pakaian, sepatu, tas, dan aksesoris lain setiap
minggunya. ZARA lebih mengutamakan adanya variasi model yang beragam, dan
meminimalkan pada umlah tiap model. Sehingga, menciptakan kesan eksklusif dan
menjadi kebanggaan bagi konsumen yang memakainya.
- Cara promosi ZARA adalah dengan memberikan layout ruang atau gerai secara eksklusif untuk menciptakan atmosfir khusus yang akan memberikan konsumennya perasaan senang ketika membeli produk ZARA. Penggunaan window display merupakan cara paling efektif dalam menarik konsumen dan juga untuk menampilkan koleksi terbaru ZARA. Window display mengalami pergantian materi setiap 2 – 3 minggu sekali. Bagian depan gerai ZARA memaksimalkan dengan penggunaan window display yang didalamnya terdapat mannequin yang dibalut pakaian – pakaian dan aksesoris ZARA dengan tren terbaru. Selain itu, melalui mannequin yang ditampilkan, ZARA juga ingin mengungkapkan gaya, corak, dan warna yang ada pada season tertentu yang sedang digemari oleh konsumennya.
- Harga jual produk ZARA di Indonesia cukup beragam, mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 3.000.000. harga tersebut cukup tinggi bagi pasar Indonesia.
- ZARA hanya memproduksi sebanyak 1200 buah
untuk satu style yang selanjutnya
harus disebar ke 1027 gerai diseluruh dunia. Sehingga terdapat pembatasan
pesanan, dimana setiap gerai ZARA hanya dapat memesan produk dengan suatu model
tertentu ke Spanyol dengan menggunakan stock
order ratio.
- Setiap pesanan yang sampai ke Spanyol
lebih dari 4000 model pakaian, dimana tiap item
yang diproduksi hanya diproduksi untuk tiga potong ukuran yaitu small, medium, dan large. Dalam pemesanan terdapat batasan yang cukup ketat, yaitu
tiap pemegang hak ZARA hanya boleh memesan model produk sebanyak tiga kali.
3. Opportunities
- Keunggulan ZARA melalui konsep bisnisnya
disebut sebagai “freshly baked clothes”,
dimana ZARA mengumpamakan produknya sebagai produk yang rapuh (perishable) seperti bahan pangan. Artinya,
produk ZARA adalah produk yang memang tidak dapat bertahan lama menjadi produk
yang ditawarkan kepada konsumen, namun setiap minggu harus diganti dengan
produk baru agar tetap memberikan kesan kesegaran bagi pembeli.
- Dengan produk – produk fashion baru yang selalu datang tiap harinya dan sekitar 11 ribu produk dalam setahun, maka tidak mengherankan konsumen ZARA kemudian menjadi pembeli yang impulsif dan secara rutin berkunjung ke gerai ZARA sebagai pembeli loyal.
- ZARA memberlakukan competitive positioning yang berbeda di tiap pasar, karena setiap
negara memiliki ciri tersendiri yang erat kaitannya terhadap perbedaan budaya,
gaya hidup, psikografis, tingkat ekonomi, dan faktor – faktor lain seperti
ukuran tubuh masyarakat yang dianggap sebagai suatu keunikan dari suatu
masyarakat atau pasar ZARA. Sehingga ZARA sangat ingin mengerti kebutuhan dan
keinginan konsumen untuk kemudian direalisasikan dalam bentuk desain produk
fashion yang dihasilkan.
4. Threats
- Banyak nya produk palsu ZARA, yang
kemudian produk KW tersebut disebar ke beberapa negara Asia lainnya.
- Terdapat pesaing dalam pasar seperti H
& M, GAP dan Bennetton yang ingin rekapitalisasi keuntungan mereka di pasar
baru.
- Ketersediaan bahan baku di masa depan juga
bisa menjadi ancaman bagi ZARA dan dapat diatasi dengan melibatkan jumlah
maksimum pemasok di awal dengan pesanan jumlah kecil untuk semua pemasok.
- Daya beli yang rendah dari pelanggan di
pasar juga merupakan ancaman bagi ZARA dan dapat diatasi dengan mencari pasar
baru.
0 komentar:
Posting Komentar