Minggu, 02 Oktober 2016

Manusia dan Kebudayaan



MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Dalam dunia sosiologi manusia dengan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,yang berarti walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan satu kesatuan yang butuh,ketika manusia menciptakan kebudayaan,dan kebudayaan itu tercipta oleh manusia.
Secara sederhana hubungan antara manusia dengan kebudayaan, ketika manusia sebagai perilaku kebudayaan,dan kebudayaan tersebut merupakan objek yang dilaksanakan sehari-hari oleh manusia.
A.   PENGERTIAN MANUSIA
Manusia di alam dunia ini memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang dari banyak segi.
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Pengertian Manusia menurut para ahli
a.    Paula J. C. & Janet W. K.
Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
b.    Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Manusia adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
c.    Kees Bertens
Manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
d.    Upanisads
Manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).
e.    Nicolaus D. & A. Sudiarja
Manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal. Manusia disebut bhineka karena ia mempunyai jasmai dan rohani, sedangkan disebut tunggal karena hanya berupa satu benda / barang saja.
f.     Abineno J. I
Manusia adalah “tubuh yang dilengkapi dengan jiwa / berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh / badan yang fana / tidak nyata”.
g.    Sokrates
Manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki, yang tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar.
h.    I Wayan Watra
Manusia merupakan makhluk yang dinamis yang menganut trias dinamika yaitu cipta, karsa, dan rasa.
i.      Erbe Sentanu
Manusia merupakan makhluk sebaik – baiknya yang diciptakan oleh Tuhan. Bahkan, dapat dikatakan manusia merupakan ciptaan Tuhan yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk citaannya yang lain.
j.      Agung. P. P.
Manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan akal pikiran yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas ,kita akan mencoba menerangkan siapa manusia itu dari unsur-unsur yang membangun manusia.
Ada dua macam pandangan yang akan menjadi acuan untuk menjelaskan unsur-unsur yang membangun manusia.
1.    Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a.    Jasad : badan kasar manusia yang dapat kita lihat, diraba bahkan di foto dan menempati ruang dan waktu.
b.    Hayat : mengandung unsur hidup, yang di tandai dengan gerak.
c.    Ruh : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d.    Nafs : dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran akan diri sendiri. (Asy’arie, 1992 hal : 62-84)
2.    Manusia sebagai satu kepribadian yang mengandung tiga unsur, yaitu:
a.    Id, merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan paling tidak tampak. Id merupakan energi psikis yang irrasional dan terkait dengan sex yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcius). Id diatur oleh kesenangan yang harus di penuhi,baik secara langsung melalui pengalaman seksual atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b.    Ego, sering disebut “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan kepuasan Id dengan saluran sosial agar dapat di terima oleh masyarakat. Ego diatur oleh prinsip realitas dan mulai berkembang pada anak antara usia satu dan dua tahun.
c.    Super ego, merupakan struktur kepribadian terakhir yang muncul kira-kira pada usia lima tahun. Super ego menunjukan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistem imbalan dan hukuman terinternalisasi. (freud, dalam Brennan, 1991; hal 205-206).

B.   HAKEKAT MANUSIA

a.    Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa, wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap.
Jiwa terdapat di dalam tubuh, tidak dapat dilihat, tidak dapat diraba, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal, jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak dan sumber kehidupan.
b.    Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Kesempurnaannya terletak pada adab dan budayanya, karena manusia dilengkapi oleh penciptanya dengan akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat didalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selanjutnya adanya perasaan, manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani.
Perasaan inderawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada manusia atau binatang.
Perasaan rohani adalah perasaan yang luhur yang hanya terdapat pada manusia, misalnya :
1)    Perasaan intelektual, yaitu perasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
2)    Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan keindahan.
3)    Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
4)    Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
5)    Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
6)    Perasaan religius, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan.
c.    Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Sebagai makhluk hayati, manusia dapat dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi, patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya.
Sebagai makhluk budayawi dapat dipelajari dari segi-segi : kemasyarakatan, kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan sebagainya.
d.    Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkuangan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan kerkarya.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis, etis dan religius. Dengan kehidupan estetis, manusia mampu menangkap duni sekitarnya sebagai dunia yang mengagumkan dari mengungkapkan kembali (karya) dalam lukisan, tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis, manusia meningkatkan kehidupan estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk-bentuk keputusan bebas dan diperetanggungjawabkan. Dengan kehidupan religius, manusia menghayati pertemuannya dengan Tuhan.

C.   PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kata kebudayaan berasal dari kata budhayah dalam bahasa sansekerta yang berarti budi atau akal. Dalam bahasa latin, kebudayaan berasal dari kata colere, yang berarti mengolah tanah. Jadi kebudayaan secara umum dapat diartikan sebagai “segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi (pikiran) manusia dengan tujuan untuk mengolah tanah atau tempat tinggalnya, atau dapat pula diartikan segala usaha manusia untuk dapat melangsungkan dan mempertahankan hidupnya di dalam lingkungannya”. Budaya dapat pula diartikan sebagai himpunan pengalaman yang dipelajari, mengacu pada pola-pola perilaku yang ditularkan secara sosial, yang merupakan kekhususan kelompok sosial tertentu (keesing, jilid I,1989: hal 68)
Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli dalam Negeri (Indonesia)
Selain dari pengertian diatas, terdapat beberapa definisi kebudayaan yang dikemukakan oleh para ahli antara lain sebagai berikut.
a)    Koentjaraningrat ,Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.  
b)   Selo Soemardjan dan Soeleman Soemardi, Kebudayaan berarti semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. 
c)    Ki Hajar Dewantara, Menurut Ki Hajar Dewantara, bahwa pengertian kebudayaan adalah buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertip dan damai. 
d)   Drs. Mohammad Hatta, Menurutnya pengertian kebudayaan adalah ciptaan hidu pdari suatu bangsa. 
e)    R. Seokmono, Pengertian kebudayaan menurut R. Soekmono adalah segala hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan. 
f)     Parsudi Suparlan, Menurut Pasudi Suparlan, bahwa pengertian kebudayaan adalah sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi landasan bagi tingkah lakunya. 

Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli Luar Negeri 

a)    Kluckhohn dan Kelly, kebudayaan semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang tersurat maupun yang tersirat, rasional, irasional yang ada pada suatu waktu sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia. 
b)    E.B. Taylor, Pengertian kebudayaan menurut E.B. Taylor bahwa arti kebudayaan adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. 
c)    Nostrand, Menurut Nostrand, kebudayaan adalah sebagai sikap dan kepercayaan, cara berfikir, berperilaku, dan mengingat bersama oleh anggota komunitas tersebut. 
d)    Bounded et. Al, Menurutnya, pengertian kebudayaan adalah hal-hal yang berbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu. 
e)    Sir Edwards B Tylor, Pengertian kebudayaan menurut Sir Edwards B. Tylor bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks dari ide da segala sesuatu yang dihasilkan mausia kesamaan pengalaman historis. 

D.   SIFAT HAKIKAT KEBUDAYAAN
Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri-ciri khusus dari sebuah kebudayaan yang masing-masing masyarakat yang berbeda. Pada masyarakat Barat makan sambil berjalan, bahkan setengah berlari adalah hal yang biasa karena bagi mereka the time is money. Hal ini jelas berbeda dengan masyarakat timur. Jangankan makan sambil berjalan, bahkan makan berdiri saja sudah melanggar etika. Walaupun demikian, secara garis besar, seluruh kebudayaan yang ada di dunia ini memiliki sifat-sifat hakikat yang sama. Sifat-sifat hakikat kebudayaan sebagai berikut.
·         Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. 
·         Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan. 
·         Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan tingkah lakunya. 
·         Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan. 

E.   UNSUR – UNSUR KEBUDAYAAN
Ketika melakukan kunjungan ke luar daerah, ke luar kota, bahkan sampai ke luar negeri, kita akan selalu menemukan tujuh aspek budaya dalam masyarakat yang kita kunjungi tersebut, yaitu :
1)    Sistem bahasa
2)    Sistem peralatan hidup dan teknologi
3)    Sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup
4)    Sistem kemasyarakatan dan organisasi sosial
5)    Ilmu pengetahuan
6)    Kesenian
7)    Sistem kepercayaan, atau agama
Ketujuh hal ini, oleh Clyde Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture (dalam Gazalba, 1989: 10)., disebut sebagai 7 unsur kebudayaan yang bersifat universal (Culture Universals).
Artinya, ketujuh unsur ini akan selalu kita temukan dalam setiap keadaan atau masyarakat di dunia. Unsur-unsur ini merupakan perwujudan usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup dan memelihara eksistensi diri dan kelompoknya.
Cultural Activity
Untuk kepentingan ilmiah dan memudahkan identifikasi, para sarjana membagi ketujuh kebudayaan universal tersebut ke alam unsur-unsur kebudayaan yang lebih kecil. Ralph Linton misalnya, ia membagi cultural universal tersebut ke dalam sub-sub tertentu yang disebut cultural activity atau kegiatan budaya.
Pada sistem bahasa, kegiatan budaya mecakup bahasa lisan atau tulian. Pada sistem peralatan hidup dan teknologi-baik modern maupun tradisional, tercakup alat-alat rumah tangga, perumahan, senjata, teknologi komunikasi, dan banyak lagi.
Pada sistem ekonomi dan mata pencaharian hidup, kegiatan budaya mencakup pertanian, peternakan, sistem produksi, perbankan, dan sebagainya.
Pada sistem kemasyarakatan, kegiatan budayanya meliputi tata kekerabatan, organisasi kemasyarakatan, organisasi politik, tata hukum, perkawinan, dan lainnya.
Pada sistem kesenian, bagian-bagian kecil semacam seni tari, seni musik, seni suara, seni pahat, dan seni lukis, termasuk ke dalam kegiatan budayanya. Adapun pada sistem keagamaan, kegiatan budayanya mencakup ritual ibadah, kitab suci, dan lainnya.

UNSUR KEBUDAYAAN ASING
Proses akulturasi kebudayaan dalam sejarah umat manusia sudah terjadi pada bangsa atau umat-umat terdahulu. Di mana ada kebudayaan yang dibawa bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat setempat, namun ada juga yang ditolak.
Parahnya ada juga sebagian sekelompok individu yang tetap tidak mau menerima kebudayaan asing, meskipun kebanyakan kelompok individu di sekelilingnya telah menjadikan kebudayaan asing tersebut bagian dari kebudayaannya.
Biasanya, unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah sebagai berikut.
  • Unsur kebudayaan kebendaan, misalnya alat peralatan yang sangat mudah dipakai dan dirasa sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya.
  • Unsur-unsur yang dengan mudah disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat.
  • Unsur-unsur yang terbukti membawa manfaat besar bagi masyarakat setempat.
Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang sulit diterima oleh suatu masyarakat adalah sebagai berikut.
  • Unsur yang menyangkut mengenai sistem kepercayaan. Contohnya seperti falsafah hidup, ideologi, dan yang lainnya.
  • Unsur-unsur yang dipelajari pada tahapan pertama proses sosialisasi. Contohnya adalah nasi. Nasi adalah makanan pokok sebagian besar masyarakat indonesia yang susah sekali untuk dirubah dengan makanan pokok lainnya.
F.    PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA
terdapat tiga wujud kebudayaan, yaitu :

1. Wujud Pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup;

2. Aktifitas Kelakuan Berpola Manusia Dalam Masyarakat. Sistem sosial terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret;

3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.

Adapun adat kebudayaan yang diwariskan pada generasi selanjutnya pasti melewati proses belajar, dengan demikian kebudayaan selalu diteruskaan dari waktu kewaktu.
Nilai dasar dalam kebudayaan, diantaranya: 
·         Nilai Teori : Hakikat penemuan kebenaran melalui berbagai metode seperti nasionalisme, empirisme dan metode ilmiah.
·         Nilai Ekonomi : Mencakup dengan kegunaan berbagai benda dalam memenuhi kebutuhan manusia.
·         Nilai Estetika : Nilai yang berhubungan dengan keindahan dan segi-segi artistic yang menyangku tbentuk, harmoni dan wujud kesenian lainnya yang memberikan kenikmatan pada manusia.
·         Nilai Social : Nilai yang berorientasi pada hubungan antara manusia dan penek segi- segi kemanusiaan yang luhur
·         Nilai Politik : Nilai yang berpusat pada kekuasaan dan pengaruh baik dalam kehidupan masyarakat maupun didunia politik.
·        Nilai Agama : Nilai yang beorientasi pada penghayatan yang bersifat mistik dan transedental dalam usaha manusia untuk mengerti dan member arti bagi kehadirannya dimuka bumi

Contoh-Contoh Hubungan Antara Manusia dengan Kebudayaan :       
1)    Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Contoh: Adat-istiadat melamar di Lampung dan Minangkabau. Di Minangkabau biasanya pihak permpuan yang melamar ,sedangkan di Lampung pihak laki-laki yang melamar.
2)    Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda ( urban dan rural ways of life)
Contoh: Perbedaan anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota bersikap lebih terbuka dan berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya sedangkan seorang anak desa lebih mempunyai sikap percaya pada diri sendiri dan sikap menilai ( sense of value).
3)    Kebudayaan-kebudayaan khusus kelas sosial
Di masyarakat dapat dijumpai lapisan sosial yang kita kenal, ada lapisan sosial tinggi, rendah dan menengah. Misalnya cara berpakaian, etiket, pergaulan, bahasa sehari-hari dan cara mengisi waktu senggang. Masing-masing kelas mempunyai kebudayaan yang tidak sama, menghasilkan kepribadian yang tersendiri pula pada setiap individu.
 4)    Kebudayaan khusus atas dasar agama.
Adanya berbagai masalah di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda di kalangan umatnya.
5)    Kebudayaan berdasarkan profesi.
Misalnya: kepribadian seorang dokter berbeda dengan kepribadian seorang pengacara dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara mereka bergaul. Contoh lain seorang militer mempunyai kepribadian yang sangat erat hubungan dengan tugas-tugasnya. Keluarganya juga sudah biasa berpindah tempat tinggal.



Sumber :
http://camagun.blogspot.co.id/2015/07/hubungan-manusia-dengan-kebudayaan.html

0 komentar:

Posting Komentar